PUISI 1 MERANGKAI TAJUK PERJUANGAN SANTRI SANTRI Perjuangan yang panjang Sayatan pedih yang terukir Bahagia dan duka berlalu Bersama tawa palsu dan tangis pilu Rasa sakit yang membeludak Rasa rindu yang membuncah Hidup bagai dalam penjara Terkekang erat aturan Meski banyak hal sulit yang melelahkan Meski beratpun tetep bertahan Disinilah hebat nya perjuangan kami Sebagi seorang SANTRI! BYD_Hope 127 PONDOKKU Suara rintik riuh rumput diterpa angin Bukit-bukit indah yang tinggi menjulang Mengelilingi pondokku ini Senja yang indah mulai tenggelam Diantara bukit-bukit yang indah menawan Warna langit yang cerah nan indah Mengelilingi langit pondokku Tarik riuh suara ribuan santri mengaji Sambil menunggu azan maghrib Hal ini membuatku rindu Akan suasana pondok pesantren Semoga aku berumur panjang Untuk belajar di pesantren lagi BY RAZA SANTRI Kau adalah pondasi bangsa dan negara ini Kau adalah tiang negara dan bangsa ini Demi tegak dan kokohnya negara dan bangsa ini Santri… kau adalah pemuda pemudi penerus generasi Pembela dan pembawa risalah islami Namun mengapa di masa sekarang ini Para ulama, habaib, syeikh, ustad, diincar dan difitnah keji Santri… Betapa egoisnya manusia di zaman sekarang ini Hanya memikirkan perut sendiri Tanpa mengingat Yang membantu Kemerdekaan ini, tegaknya negara ini, kokohnya negara ini... Itu adalah santri... BY INQEEYOUNG_08 SANTRI Sungguh kuat tekadmu Dari rumah jauh-jauh datang ke Pontren Nurul Falah Dengan membawa sebuah amanat dari orang tua Hanya demi ingin menuntut ilmu agama Meskipun mondok di musim Corona Tidak membuat semangatmu patah Tidak membuat tekadmu lemah Kau niatkan segala sesuatunya lillahita`ala Tak gentar kau tetap tabah Meskipun hatimu dilanda gundah Walau wabah Corona semakin merajalela Kau tetap berusaha tenang dan terus berdoa Santri Kau adalah pondasi bedirinya negeri ini Siang dan malam selalu mengaji Selalu berbakti dan berahlak terpuji Karena mengharap ridonya kiyai. BY RITA ARYANTI IBU… AYAH… Ribuan tetes keringatmu mendo`akanku Saat kau antar aku ke sebuah tempat Dimana aku rela menjauh darimu Kau serahkan aku demi belajar dan dibimbing disini Kau anggap aku adalah sosok yang kuat Tapi… Dimana saat kau pergi dari tempat itu Gelisah hatiku hanya memikirakanmu Ibu… ayah… Terimaksih telah mendegar keluh kesahku Terimaksih telah mengiyakan apa yang aku mau Terimakasih telah bersabar menghadapi sikapku Terimakasih atas segala cinta dan kasih sayang Yang telah engaku berikan padaku Maafkan aku Jika selama ini perkataanku menyakiti hatimu Maafkan aku yang selalu mengulangi kesalahanku Maafkan aku jika kesempatan waktu yang sedikit denganmu Demi mengejar cita-citaku... BY DINA_FASELA
Sampaimatahari tenggelam di ufuk barat. Anakku! Terus amalkan ilmu-ilmu yang Engkau dapat Dengan karakter baik Kepada orang tua dan sesama Terus panjatkan doa-doa suci Untuk kedua orang tua Terutama untuk Umi tercinta. Karena hanya dengan hal itu Air laksana embun pagi Akan terus mengalir Mendinginkan jasad Umi Di alam sana. Terima kasih anakku
Puisidi atas harusnya tayang saat memperingati Hari Puisi Nasional tanggal 24 April 2020, tapi bait-bait puisi itu terbit pada hari kematian Anwar tanggal 27 April 2020 ketika bulan ramadhan. Beberapa hari sesudah kematian Anwar, suatu sore, di sela kesepian, Wardah berkunjung ke rumah ibu Anwar, ibu Fatimah.